Jakarta

Hutang Negara, PHK, Kurs Rupiah, Korupsi, Rakyat Menjerit dan Pemimpin bernyanyi dan berjoget ria serta omon omon (Part 5)

Kirim

Jakarta — Situasi utang negara Indonesia 10 tahun pemerintahan terakhir ini sangat meningkat tajam, menurut catatan Menteri Keuangan saat ini, posisi utang Indonesia berada pada level 39,6 persen dari PDB per Januari 2025 atau dengan posisi utang mencapai Rp8.909,14 triliun dan beban bunga yang harus dibayar oleh pemerintahan Prabowo selama 5 tahun sebesar 3700 triliun atan per tahunnya sebesar 700 triliun.

Belum lagi suasana banyaknya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK oleh pihak perusahaan terhadap karyawannya dan dalam dua bulan pertama tahun 2025, tercatat sedikitnya 60 ribu pekerja di Indonesia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), disebabkan sebagian besar perusahaan mengalami pailit, bangkrut atau guling tikar akibat terlilit utang, beban produksi besar, kalah bersaing dengan produk luar serta kebijakan impor oleh Pemerintah yang tidak berpihak kepada pengusaha dalam negeri.

Nilai Kurs Rupiah saat ini mencapai titik terlemah kisaran 17 ribu terhadap Dollar USA, Melemahnya nilai tukar Rupiah tidak lepas dari kondisi perekonomian di luar Indonesia dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang tidak diimbangi oleh kenaikan upah pemerintah serta tingkat inflasi juga mempengaruhi performa nilai rupiah terhadap USD. Inflasi yang rendah akan menyebabkan nilai rupiah menguat, sebaliknya, inflasi tinggi akan melemahkan nilai rupiah. Selain inflasi, nilai tukar mata uang juga akan melemah karena kondisi hutang pemerintah.

Selain persoalan persoalan diatas rakyat Indonesia 5 bulan terakhir ini dipertontonkan kasus kasus Korupsi di Institusi Pemerintah maupun di BUMN BUMN, ada beberapa macam korupsi yang dilakukan dimulai dari mark up anggaran yang tinggi dan fiktif di Institusi Pemerintah dan di BUMN BUMN korupsi dilakukan di bisnisnya yaitu di bidang Impornya, dan transaksi cross border antar negara dengan meminta jatah fee terhadap pembeli atas pembelian tersebut.

Sudah hampir 5 bulan ini, kita sudah melihat kinerja Pemerintahan Prabowo Gibran belum ada satupun kebijakan yang pro rakyat dan arah perbaikan, padahal rakyat sudah menjerit dan sumpek atas kehidupan ekonomi saat ini sedangkan peminpin dan menterinya sibuk bernyanyi dan berjoget serta membuat kebijakan kontroversial sehingga membuat gaduh di masyarakat. Sebagian besar rakyat Indonesia tidak menaruh harapan dan kepercayaan lagi terhadap Pemerintahan Prabowo Gibran, rakyat menjadi pasrah akan kehidupan.

Penulis

ALI PUDI
Aktivis 98,Jurnalis,Analis Politik dan Ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *